Jumat, 17 Agustus 2012

Mimpi dan Cita-cita

Hidup memang selalu berlari dan saling kejar mengejar. Kebaikan dan kejahatan saling berkejaran, Polisi dengan penjahat juga berkejaran, tugas dan deadline kejar-mengejar, pun hidup dan mati, usia dan jatah hidup juga saling mengejar pada satu garis yang kian hari makin mendekati satu titik pertemuan.


Kata guru SDku dulu, "gantungkan cita-cita setinggi langit, lalu kejarlah untuk meraihnya..." Nasihat itu kian usang, namun tetap akan selalu relevan dalam kehidupan, mengejar cita-cita..


Lalu, "apa cita-cita Anda saat ini?" saat aku di tanyakan dalam pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah SD ku.       


Menariknya, dari sekian kali sesi itu aku isi, selalu aku merasa kesulitan menuliskannya. "Dulu sich ada, tp sekarang apa ya cita-citaku?". Bahkan seorang pernah bertanya "masih perlu ya bercita-cita?".

Perlukah cita-cita? Dalam hidup, kita harus selalu "begin with the end of mind...".
Jadi, cita-cita sampai kapanpun tetap diperlukan, karena dengan cita-citalah hidup kita memiliki semangat dan landasan untuk mewujudkan sesuatu yang berarti dalam hidup.

"Saya lagi gak semangat nih, rasanya hidup ini kok gak menarik lagi... Bosan...".   Keluh seorang teman yang tengah galau. Setelah melalui perbincangan singkat, akhirnya nyatalah bahwa kini ia tengah kehilangan cita-cita. Bayangan tentang apa yang ingin dicapai dalam hidupnya menjadi tidak nyata tergambar.


Agnes monica sempat dicemooh orang-orang karena cita-citanya menjadi penyanyi yang go International. Namun masyarakat terhenyak saat ia mampu mengejar cita-cita yang terlihat hanya sebatas mimpi di siang bolong.


Dari cerita di atas, saya pernah mempunyai sebuah cita-cita menjadi pesepakbola/pemain sepakbola yg profesional, yg bisa menghantarkan tim nasional Indonesia menjadi juara agar bisa mengaharumkan bangsa Indonesia.

Saya juga pernah ingin menjadi pemain sepakbola yg bermain di klub-klub besar di dunia seperti :
 
AC Milan

Real Madrid
Bayern Munchen
Manchester United


Salah satu negara favorit saya adalah jerman dan indonesia.
 Jerman termasuk raksasa di eropa. Sedangkan Indonesia adalah negara tercintaku, tanah airku.
Jadi, cita-cita saya ini mulai berkembang saat saya masih duduk di bangku SD lebih tepatnya saat Piala Dunia 2006. Saat itu saya sudah menyukai sepakbola dan saat itu keinginan tahu saya sangatlah besar tentang sepakbola.




Saat EURO 2008 saya mulai ingin belajar sepakbola. Terus belajar..... terus belajar..... dan terus belajar......Sampai akhirnya saya bisa bermain sepakbola, ya walaupun nggak mahir-mahir banget.                    


Saat kelas 5 SD, saya diikutkan oleh guru pelajaran olahraga di SD ku untuk mengikuti turnamen bola rutin yang diselenggarakan setiap tahun. Namun sayang, tim kami tidak menang. Tapi kami tetap semangat.


Pada saya duduk di kelas 6, tepatnya 3 bulan sebelum UN/Ujian Nasional saya kembali diikutkan dalam sebuah turnamen oleh guru pelajaran olahraga saya untuk kedua kalinya.Dalam turnamen ini saya adalah kelas 6 satu-satunya.


Dalam turnamen itu semua berjalan lancar. Dalam babak pertama kami menang dengan skor telat dan sangat meyakinkan sehingga kami melaju ke babak berikutnya. Dalam babak selanjutnya kami kesulitan karena lawan kami bermain sangat kasar. Namun, kami dapat memenangkannya dan kami melaju ke semifinal. Dalam semifinal kami menang, lawan kami SD Muhammadiyah Karangkajen 1 dengan score 0-0(3-2) kami menang lewat adu penalti.


Dalam final kami menantang SD Muhammadiyah Karangkajen 2. Pada laga itu pertandingan berjalan sangat alot dan sangat seru. Tetapi dalam babak pertama kami kebobolan, babak pertama berakhir dengan score 0-1. Dalam babak kedua kami mencoba bangkit dan menggencarkan serangan demi serangan. Namun kokohnya kiper lawan dan kurang beruntungnya tim kami karena bola membentur mistar gawang. Hingga peluit panjang berbunyi score tetap 0-1 dengan kemenangan tim lawan.

Hal itu menjadikan tim SD Muhammadiyah Karangkajen 2 menjadi juara 1 dan kami harus puas dengan mendapat juara 2.


Setelah turnamen itu berakhir kami di traktir oleh guru olahraga kami di sebuah Rumah Makan  Padang. Walaupun kami kalah tetapi kami tetap senang dan bangga karena mendapat juara 2 PengProv PSSI DIY.     


Itulah salah satu pengalaman terbaikku dalam bidang sepakbola. Sangat berkesan sekali.


Ada sebuah cerita. Aku kembali diikutkan dalam sebuah turnament dalam rangka memperingati ulang tahun salah satu sekolah di daerah Sleman. Namun, kami kalah dalam babak semifinal. Namun sayang, kami kembali kalah dalam perebutan juara ke 3. Apa mau dikata? kami harus puas menjadi juara 4.

"Mimpi adalah keinginan yang belum direncanakan, sedangkan cita-cita adalah keinginan yang sudah direncanakan dan sedang dikejar saat ini.."

 Jadi apakah anda punya mimpi? Jadikan mimpi anda menjadi cita-cita, lalu kejar dan raih apa yang sudah direncanakan...
 
 Cara terbaik memulai sesuatu adalah berhenti berceloteh, lalu kejar dan wujudkan apa yang sudah direncanakan..!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar